UNESCO menyebutkan Indonesia berada di urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca sangat rendah. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, hanya 1 orang yang rajin membaca.
Pengaruh rendahnya minat baca atau literasi yang terjadi Indonesia ini disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor pertama, belum ada kebiasaan membaca sejak dini. Kedua, fasilitas pendidikan yang masih minim. Dan yang terakhir adalah karena masih kurangnya produksi buku di Indonesia.
Sebagai bentuk upaya untuk menyikapi permasalahan tersebut, Mahad Al Ulya menyelenggarakan pelatihan menulis bagi santri dengan tema : Menulis Buku Hidupkan Generasi Baru pada Minggu (22/01/23) kemarin dengan narasumber Kak Retno Kristi, editor senior gramedia. Pelatihan dihadiri oleh seluruh santri Mahad Al Ulya, segenap pengurus Mahad, kepala komite MAN KOTA BATU, dan Perwakilan Tim Literasi MAN KOTA BATU.
Pelatihan ini bertempatan di Gedung Aula MAN KOTA BATU pada pukul 08.00 sampai dengan pukul 12.00. Selain para santri dan tamu undangan, khalayak umum juga berkesempatan menyaksikan kegiatan ini melalui siaran langsung pada akun Instagram @alulyamakoba .
Acara dimulai dengan pembacaan tilawatil quran , sambutan oleh kepala mahad, dan penyerahan sertifikat kepada kepala Mahad Al Ulya yakni Ustadz Munawirul Qulub sebagai apresiasi 15 penulis terbaik dalam ajang lomba guru madrasah menulis yang diselenggarakan oleh perpustakaan MAN KOTA BATU dan kemenag kota Batu yang bekerja sama dengan PT Elex Media Komputindo – Gramedia dengan tema Madrasah Dulu, Kini, dan Nanti.
Tema yang diambil dalam pelatihan penulisan ini dipilih sendiri oleh para santri. Dalam kegiatan pelatian, santri diajarkan banyak hal tentang tata cara menulis yang baik dan benar secara langsung oleh Kak Retno. Kak Retno juga meminta kepada beberapa santri untuk menyumbangkan ide topik yang akan dibahas sebagai referensi untuk membuat judul cerita.
Inti dari acara ini, Kak Retno memberikan kesempatan kepada santri untuk menuliskan sebuah cerita singkat dari pengalaman pribadi mereka dengan judul dari topik dan tema yang sudah dipilih. Kak Retno juga memberikan evaluasi singkat terhadap beberapa karya yang sedang ditulis oleh para santri. Karya karya ini selanjutnya akan dikumpulkan menjadi satu dan dibukukan.
Dengan pelatihan ini diharapkan para santri mampu mengembangkan kemampuan mereka dalam menghasilkan karya tulis dan meningkatkan literasi generasi masa kini. (OSMA MAHAD PUTRI)